Onion Club - Onion Head - Onion-kun Catatan Kuliah Sang Adenz: Laporan Pembiakan Tanaman II (TP) - PENGUJIAN KEMURNIAN DAN DAYA TUMBUH BENIH

Jumat, 09 Maret 2012

Laporan Pembiakan Tanaman II (TP) - PENGUJIAN KEMURNIAN DAN DAYA TUMBUH BENIH

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Benih merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha budidaya tanaman. Kualitas benih yang digunakan sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman yang akan diperoleh, oleh karena itu kehati-hatian dalam memilih dan menentukan benih yang akan digunakan sangat diperlukan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa varietas/spesies tanaman yang ada sangat banyak, sehingga ada kemungkinan benih akan tercampur antara satu varietas dengan varietas yang lain
Untuk mendapatkan benih yang bermutu diperlukan uji benih. Uji benih dimaksudkan untuk mengetahui viabilitas benih serta kemungkinan terbawanya patogen di dalamnya. Pelaksanaan pengujian benih dilakukan dengan pengambilan contoh benih sebagai sampel, kemudian dilakukan pemurnian benih, dan kadar air, setelah itu dilakukan uji daya kecambah, uji kekuatan tumbuh benih, dan uji kesehatan terhadap benih tersebut. Patogen yang terbawa benih akan tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan tanaman tersebut.
Kualitas benih sangat mempengaruhi produktifitas tanaman yang akan diperoleh, sehingga perlu ketelitian dalam menentukan benih yang akan digunakan dalam usaha budidaya tanaman. Komponen yang perlu diperhatikan pada saat melakukan analisis kemurnian fisik benih adalah, benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih.
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat- sifat genetik dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta sertifikasi benih. Benih memiliki tipe perkecambahan yang berbeda-beda. Terdapat dua tipe perkecambahan yaitu epigeal dan hipogeal. Pada tanaman dikotil kebanyakan memiliki tipe perkecambahan epigeal sedangkan tanaman monokotil mempunyai tipe perkecambahan hipogeal.

1.2 Tujuan
1. Menentukan komponen – komponen pada pengujian kemurnian benih dan menghitung hasil pengujian kemurnia benih.
2. Untuk memperoleh informasi daya berkecambah yang berkaitan dengan nilai pertanaman dari benih di lapang produksi.



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Benih tanaman mempunyai kemampuan berkecambah pada kisaran air tanah tersedia mulai dari kapasitas lapangan sampai titik layu permanen. Yang dimaksud dengan kapasitas layu lapangan dari tanah adalah jumlah air maksimum yang tertinggal setelah air permukaan terkuras dan setelah air yang keluar dari tanah karena gaya habis, sedangkan titik layu permanen adalah suatu keadaan dari kandungan air tanah dimana terjadi kelayuan pada tanaman yang tak dapat balik. (Sutopo, 1984).
Salah satu kunci budidaya terletak pada kualitas benih yang ditanam. Untuk itu diperlukan benih yang memiliki daya kecambah tinggi, sehat dan murni. Benih yang memiliki persyaratan tersebut diharapkan akan menghasilkan bibit yang benar, seragam dan sehat. Berdasarkan persyaratan kualitas, benih yang ditanam harus bermutu tinggi. Benih yang bermutu tinggi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1) Daya tumbuh minimal 80 %, 2) Mempunyai unsur yang baik yaitu benih tumbuh serentak, cepat dan sehat, 3) Benih murni minimal 99 %, 4) Campuran benih atau varietas lain maksimal 1 %, 5) Sehat, bernas tidak keriput dan umumnya normal serta seragam, 6) Kadar Air 13 % dan 7) Warna benih terang dan tidak kusam (Qamara dan Setiawan, 1995).
Pengujian benih sangat penting artinya sebab dengan terujinya benih yang akan digunakan, berarti para pengguna benih terhindar dari berbagai kerugian yang dapat terjadi pada usahataninya akibat dari rendahnya kualitas benih yang digunakan. Analisis kemurnian benih merupakan kegiatan untuk menelaah kapositipan fisik komponen-komponen benih, termasuk pula prosentase berat dari benih murni , benih tanaman lain/benih varietas lain, biji-bijian herba/Gulma dan kotoran benih.
Tujuan dari analisis kemurnian benih adalah untuk menentukan komponen benih berdasarkan berat komponen dalam contoh benih yang mencerminkan komposisi benih dalam lot. Selain itu juga untuk mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran yang terdapat dalam contoh benih. Analisis kemurnian fisik benih dilakukan terhadap sample benih yang dikirim ke laboratorium. Analisis kemurnian benih ini sebaiknya dilakukan pertama kali sebelum pengujian-pengujian yang lain dilakukan, sebab nilai pengujian lain yang ingin diperoleh, misalnya daya kecambah, kadar air, kesehatan benih adalah nilai dari benih murninya bukan dari benih campuran.
Prinsip dari analisis kemurnian di laboratorium adalah memisahkan contoh benih dalam 3 (tiga) komponen yaitu komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih. Selanjutnya ketiga komponen tersebut diprosentasekan berdasarkan beratnya (Anonim 2002).
Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam memperoleh benih yang layak dijadikan sebagai bahan perbanyakan tanaman meliputi daya kecambah, kecepatan berkecambah, kemurnian benih, dan stuktur dan tekstur benih. Selain pengujian, kualitas benih sebagai bahan perbanyakan tanaman juga dipengaruhi oleh kadar air benih dan lama penyimpanan benih. Jika kadar air dalam benih tinggi maka benih tidak akan baik jika dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman.
Bila benih terlalu lama disimpan akan mengurangi kemampuan berkecambah benih. Hal ini dikarenakan benih yang kadar air nya tinggi serta waktu penyimpanan yang lama akan mengalami proses metabolisme sehingga terjadi perubahan dan perombakan senyawa-senyawa penting dalam benih sehingga mengurangi daya kecambah dan kecepatan berkecambah benih.
Dalam upaya peningkatan produksi tanaman hal utama yang menjadi prioritas adalah penyediaan benih yang bermutu tinggi yang bersertifikat yang telah diperlakukan secara khusus dengan pengujian-pengujian yang yang telah dilakukan oleh para ahli pemulia tanaman.
Benih merupakan bahan perbanyakan tanaman yang erat hubungannya dengan usaha peningkatan produksi tanaman yang membawa sifat dan informasi genitik dari pohon induknya. Benih bermutu tinggi atau benih berkualitas memiliki beberapa komponen penting yang menjadikannya sebagai benih unggul yang layak dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Komponen-komponen benih tersebut ialah daya kecambah, kecepatan berkecambah, kadar air, lama penyimpanan serta kemurnian benih. Daya kecambah benih akan mengalami kemunduran yang disebabkan oleh lamanya periode penyimpanan, kadar air yang tinggi sehingga viabilitasnya rendah (Nurwansyah, 2011).
Mutu benih terdiri dari banyak atribut atau sifat benih. Dipandang dari individu benih, sifat-sifat itu mencakup kebenaran-varietas, viabilitas, vigor, kerusakan mekanis, infeksi penyakit, cakupan perawatan, ukuran, dan keragaan. Jika dipandang dari populasi benih yang membentuk kelompok (lot), sifat-sifat mutu mencakup kadar air, daya simpan, besaran kontaminan (benih gulma dan tanaman lainnya), keseragaman lot, dan potensi keragaan. Benih bermutu tertinggi adalah benih yang murni genetis, dapat berkecambah, vigor, tidak rusak, bebas dari kontaminan dan penyakit, berukuran tepat (jika perlu), cukup dirawat (untuk jenis-jenis yang perlu dirawat), dan secara keseluruhan berpenampilan baik. Mutu yang ideal ini jarang tercapai. Agar lot benih memenuhi semua spesifikasi yang ideal, maka ditetapkan adanya standar mutu minimum. Standar minimum ini bukanlah tujuan, tetapi merupakan taraf terendah dari berbagai sifat mutu yang dapat diterima. Adapun tujuannya adalah berupa mutu yang tertinggi (Maruapey, 2010).



BAB 3. PEMBAHASAN

Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perbedaan tipe perkecambahan hipogeal dan epigeal yaitu pada perkecambahan hipogeal terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus). Sementara pada epigeal terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum).
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Fungsi pengujian pemurnian benih bagi pemulia tanaman dan teknologi benih adalah mampu menghasilkan varietas unggul baru tanaman yang lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sehingga varietas benih tanaman mengalami perkembangan dari waktu ke waktu menjadi lebih baik lagi.
Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis atau spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah :
(1). Benih masak utuh.
(2). Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak.
(3). Benih yang telah berkecambah sebelum diuji.
(4). Pecahan atau potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud.
(5). Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.
Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
(1). Benih dan bagian benih.
(2). Benih tanpa kulit benih.
(3). Benih yang terlihat bukan benih sejati.
(4.) Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal.
(5). Cangkang benih.
(6). Kulit benih.
Lot benih adalah sekumpulan benih yang homogen baik dalam varietas, fenotipe maupun genotype yang berasal dari areal sumber benih.
Berikut merupakan cara kerja alat tipe Boerner :
a. Bersihkan alat dan wadah penampung biji.
b. Tutup katup bawah pada corong dan tempatkan bak penampung di bawah
masing-masing saluran.
c. Tuangkan biji ke dalam corong
d. Buka katup secepatnya. Biji akan turun mengikuti gravitasi sampai ke dalam
kerucut dimana biji akan terbagi menjadi 2 bagian dan dikumpulkan dalam
2 wadah penampung.
e. Untuk mencampur biji, ambil wadah penampung dan ulangi tahap b-d, paling tidak sekali untuk biji licin dan paling sedikit 2 kali untuk biji bersekam.
f. Untuk mengurangi jumlah sampel, ulangi tahap b – d, sehingga diperoleh
setengah dari jumlah sampel awal dalam setiap wadah penampung.
g. Bila diperlukan jumlah sub sampel yang lebih kecil, maka ulangi tahap b - d
dengan menggunakan biji yang berasal dari satu wadah penampung.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Pusat Budidaya : Cara Menghitung Komponen Kemurnian Benih. http://www.pusatbudidaya.com/cara-menghitung-komponen-kemurnian-benih-43320302102011. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2011.

Maruapey Ajang. 2010. Mutu Benih dan Hamabtan Dalam Memproduksi Benih Bermutu. http://ajangmaruapey.blogspot.com/2010/03/mutu-benih-dan-hambatan-dalam.html. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2011.

Nurwansyah. 2011. Wahana Pertanian : Sertifikasi Benih. http://wahanapertanian.blogspot.com/2011/02/sertifikasi-benih.html. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2011.

Qamara Wahyu dan Setiawan Asep. 1995. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta.
Sutopo, Lita. 1985. Teknologi Benih. Malang. Rajawali press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog ini.