Onion Club - Onion Head - Onion-kun Catatan Kuliah Sang Adenz: Laporan Pembiakan Tanaman (TP)

Senin, 21 Maret 2011

Laporan Pembiakan Tanaman (TP)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Pembiakan dengan cara vegetatif merupakan hal yang paling mudah untuk memperoleh hasil yang maksimum, yaitu rasa yang sama persis degan induknya, tinggi, banyak buah, dll. Penggunaan teknik ini meliputi dengan cara stek, sambung, cangkok, okulasi.
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternatif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh.

1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyetekan.
2. Untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan pembentukan sistem perakaran pada setek batang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Usaha untuk memperbanyak jenis dan mempertahankan kelestarian jenis tanaman perlu, dilakukan pembiakan tanaman. Pembiakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara pembiakan tak kawin (vegetatif) dan pembiakan kawin (generatif). Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif dari tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Cara pembiakan tak kawin ini berlangsung tanpa perubahan susunanan kromosom, sehingga sifat yang diturunkan sama dengan sifat induknya. Yang termasuk pembiakan vegetatif antara lain okulasi, stek, cangkok, sambung, graffting. (Jumin, 2002).
Salah satu teknik perbanyakan vegetatif yang secara teknis cukup mudah dan sederhana serta tidak membutuhkan biaya produksi dan investasi yang besar adalah stek. Teknik perbanyakan vegetatif dengan stek adalah metode perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman yang dipisahkan dari induknya di mana jika ditanam pada kondisi yang menguntungkan untuk beregenerasi akan berkembang menjadi tanaman yang sempurna (Juhardi, 1995).
Menurut Rochiman dan Harjadi (1973), hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyetekan adalah pembentukan akar, karena timbulnya akar merupakan indikasi berhasil tidaknya setek tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu penyetekan adalah faktor tanaman, faktor lingkungan dan faktor pelaksanaan.
Menurut Kantarli (1993) dalam Danu dan Nurhasybi (2003), faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek berakar dan tumbuh baik adalah 1) Sumber bahan stek, 2) Perlakuan terhadap bahan stek. Hal yang perlu diperhatikan dalam perlakuan terhadap bahan stek adalah penggunaan jenis media. Berdasarkan pengalaman, pasir merupakan jenis media yang cocok bagi pertumbuhan awal stek. Pasir memiliki tekstur dan aerasi yang cocok bagi pertumbuhan akar, namun pasir tidak memiliki kandungan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan lanjutan sehingga harus dilakukan penyapihan sampai bibit siap tanam. Untuk itu perlu dicari media lain sebagai pengganti pasir yang memiliki aerasi yang baik juga mengandung unsur hara yang dibutuhkan bibit, sehingga dalam pembuatan bibit dapat dilakukan langsung tanpa perlu penyapihan salah satunya adalah kompos A. mangium.
Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama dan/atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi. Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber diantaranya adalah:
1. Status air. Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam
kondisi turgid.
2. Temperatur. Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
3. Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tamnaman sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.
4. Kandungan karbohidrat. Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada pada tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk
menghalangi translokasi karbohidrat. Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam pengakaran untuk membangun kompleks makromolekul, elemen struktural dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek (Hartmann et al, 1997).
Keuntungan penggunaan teknik pembibitan secara vegetatif antara lain keturunan yang didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya, tidak memerlukan peralataan khusus, alat dan teknik yang tinggi kecuali untuk produksi bibit dalam skala besar, produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan benih/musim buah, bisa dibuat secara kontinyu dengan mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang cukup banyak, meskipun akar yang dihasilkan dengan cara vegetatif pada umumnya relative dangkal, kurang beraturan dan melebar, namun lama kelamaan akan berkembang dengan baik seperti tanaman dari biji, umumnya tanaman akan lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji (Pudjiono dalam Adinugraha, 2007).

III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan waktu
Praktikum penyetekan dilakukan di laboratorium Pembiakan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2011, pukul 14.00 sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat
3.2.1. Bahan
1. Tanaman buah naga (Hylocereus sp)
2. Media pasir, kompos, arang sekam
3. Polibag

3.2.2. Alat
1. Pisau tajam (cuter)
2. Botol semprot
3. Timba.

3.3. Cara Kerja
1. Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang diperlukan.
2. Membuat perlakuan media tanam menjadi beberapa komposisi sebagai berikut :
a. Mencampur pasir, kompos, arang sekam perbandingan 3 : 1 : 1
a. Mencampur pasir, kompos, arang sekam perbandingan 1 : 3 : 1
a. Mencampur pasir, kompos, arang sekam perbandingan 1 : 1 : 3
3. Memasukkan media tanam ke dalam polibag dengan volume 2/3 bagian dari
dasar polibag.
4. Memilih bahan setek dengan memotong bagian batang buah naga yang agak
muda dengan kemiringan 45 o, ukuran kurang lebih 10 cm.
5. Menanam bahan setek tersebut ke dalam polibag yang telah diisi media tanam
dengan kedalaman 1/3 bagian.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan Basri Jumin. 2002. Dasar-dasar Agronomi. Edisi Revisi. PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta. 250 hal.

Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, and R. L. Geneve. 1997. Plant
propagation principles and practices. 6th ed. Prentice Hall, Englewood
Cliffs, N.J.

Hamdam Adma Adinugraha; Sugeng Pujiono dan Toni Herawan. 2007 . Teknik
Perbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman Acacia mangium. Balai Besar
Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Info Teknis Vol. 5

Rochiman Koesriningrum dan Sri Setyati Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif.
Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 172 hal.

Sofyan, A dan Imam Muslimin. 2007. Pengaruh Asal Bahan Dan Media Stek Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Tembesu (Fragraea fragarans ROXB). Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian.


1 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog ini.