Onion Club - Onion Head - Onion-kun Catatan Kuliah Sang Adenz: Laporan Pembiakan Tanaman (TP)

Selasa, 15 Maret 2011

Laporan Pembiakan Tanaman (TP)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Pembiakan tanaman dengan cara vegetatif merupakan hal yang paling mudah untuk memperoleh hasil yang maksimum, yaitu rasa yang sama persis degan induknya, tinggi, banyak buah, dll. Salah satu teknik pembiakan vegetative adalah dengan cara mencangkok (layerage). Pembiakan vegetatif dengan cangkok (layerage) dapat dipisah menjadi dua macam cara, yaitu layerage dalam tanah (merunduk) dan layerage di atas tanah (cangkok).
Mencangkok merupakan salah satu cara yang mudah dalam mengembang biakan tanaman, selain itu cara ini juga merupakan cara yang cukup murah untuk dilakukan. Pembentukan akar pada layerage dapat di permudah dengan perlakuan seperti pelukaan, pengikatan, dan etiolasi, yang mempengaruhi suatu gerakan dan penumpukan enzim auksin serta karbohidrat pada bagian batang yang terluka tersebut.

Tujuan dilakukannya pencangkokan (layerage) adalah untuk mendapatkan anakan atau bibit yang bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga atau berbuah. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering, Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang.

1.1 Tujuan dan Manfaat
1.1.1 Tujuan
1.Untuk mengetahui dan mempelajari cara mencangkok, dan juga untuk mengetahui pertumbuhan akar cangkokan.
2.Untuk mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan sistem perakaran.

1.1.2 Manfaat
1. Mengetahui cara mencangkok dan pertumbuhan akar pencangkokan.
2. Mengetahui pengaruh dari media pencangkokan terhadap pembentukan sistem perakaran


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Untuk memperbanyak jenis dan mempertahankan kelestarian jenis tanaman perlu, dilakukan pembiakan tanaman. Pembiakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara pembiakan tak kawin (vegetatif) dan pembiakan kawin (generatif). Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif dari tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Cara pembiakan tak kawin ini berlangsung tanpa perubahan susunanan kromosom, sehingga sifat yang diturunkan sama dengan sifat induknya. Yang termasuk pembiakan vegetatif antara lain okulasi, stek, cangkok, sambung, graffting (Jumin, 2002).
Menurut Harjadi (1983), menyatakan bahwa berbagai cara pembiakan vegetatif adalah penggunaan benih apomiktik, penggunaan struktur vegetatif yaitu penggunaan benih apomiktik, penggunaan struktur vegetatif khusus ( sulur, umbi lapis, umbi sisik, umbi batang , umbi akar), Induksi akar dan pucuk adventif (cangkok dan setek), penyambungan (grafting dan budding).
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman adalah : (1) Waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang, (2) Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik buahnya, (3) Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan cukup lembab sepanjang waktu (Rochiman dan Harjadi, 1973)
Bibit cangkokan diperoleh dengan menghambat proses pengiriman zat makanan dari daun ke akar dengan menghilangkan lapisan kambium cabang tanaman induk. Selanjutnya pada bagian tersebut dilakukan pembumbunan untuk memberi kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan akar sehingga ditempat tersebut akan tumbuh akar. Selama pertumbuhan akar, cabang tersebut masih bersatu dengan induknya sampai pertumbuhan akarnya mencukupi sehingga dapat dipindahkan menjadi bibit tanaman. Setelah jumlah akarnya mencukupi, cabang tersebut dipotong sehingga terbentuklah bibit yang siap tanam. Namun, akar yang tumbuh pada bibit cangkokan ini tidak sebaaik akar yang terbentuk pada bibit dari biji. Akarnya lebih pendek dan cenderung tumbuh ke samping sehingga daya jangkau akar dalam menyerap makanan dan air lebih dangkal (Widiarto, 1995).
Keuntungan penggunaan teknik pembibitan secara vegetatif antara lain keturunan yang didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya, tidak memerlukan peralataan khusus, alat dan teknik yang tinggi kecuali
untuk produksi bibit dalam skala besar, produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan benih/musim buah, bisa dibuat secara kontinyu dengan mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang cukup banyak, meskipun akar yang dihasilkan dengan cara vegetatif pada umumnya relatif dangkal, kurang beraturan dan melebar, namun lama kelamaan akan berkembang dengan baik seperti tanaman dari biji, umumnya tanaman akan lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji (Pujiono, (1996) dalam Hamdam dkk (2007).
Menurut Khan, dalam Adinugraha (2006) pembibitan secara vegetatif sangat berguna untuk program pemuliaan tanaman yaitu untuk pengembangan bank klon (konservasi genetik), kebun benih klon, perbanyakan tanaman yang penting hasil persilangan terkendali, misalnya hybrid atau steryl hybrid yang tidak dapat bereproduksi secara seksual, perbanyakan masal tanaman terseleksi.


BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pembiakan tanaman I dengan judul acara Pembiakan Vegetatif dengan Cara Mencangkok (Air Layerage) dilakukan di laboratorium produksi tanaman pada hari Sabtu tanggal 12 Maret 2011, pukul 14.00.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Tanaman Sri Rejeki
2. Serabut Kelapa
3. Tali Rafia
4. Plastik
5. Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang

3.2.2 Alat
1. Pisau tajam (Cutter)
2. Timba
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan bahan dan alat yang di perlukan.
2. Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
3. Menyayat/menghilangkan kulit dan kambium pada cabang atau batang tersebut sepanjang ± 10 cm.
4. Memberi media pada bagian yang luka secukupnya pada bagian yang luka secukupnya dengan pupuk kandang dan kompos, kemudian di tutup dengan sabut kelapa dan plastik.
5. Menjaga kelembapan media dengan menyiram air.

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha H. A; S. Pudjiono; dan T. Herawan. 2007. Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman Acaciamangium. Sepetmber 2007: Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Vol. 5 no. 2.

Hamdam A.D; Sugeng P. dan Toni H. 2007 . Teknik Perbanyakan Vegetatif
Jenis Tanaman Acacia Mangium. Balai Besar Penelitian
Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. INFO TEKNIS Vol. 5.

Harjadi S. S. 1983. Pengantar Agronomi. PT Gramedia, Jakarta, 195 p.

Jumin H.B. 1987. Dasar-Dasar Agronomi. PT Rajagrafindo Persada. 250 p.

Rochiman K dan Setyati H. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi
Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Widarto L. 1995. Perbanyakan Tanaman Dengan Biji. Setek, Cangkok,
Sambung, Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog ini.